Rabu, 24 November 2010

Secret Garden Episode 2

Oska, “Anda selalu tampak keren, Nona Gil Ra Im” Ra Im hanya menatap Oska tanpa berkata apa-apa. Sementara Joo Won heran, bagaimana sepupunya ini mengetahui nama Ra Im.

Ra Im berkomentar, “Bagaimana Kamu bias tahu namaku?” mengarahkan pertanyaan pada Joo Won. Tapi Joo Won justru memintanya untuk diam.

Oska ingin menjatuhkan Joo Won dengan berkata, “kenapa Joo Won menyebut Ra Im dengan ‘kamu’?” lalu mulai merayu dengan menyebutkan puisi karya Kim Chun Soo, blablabla

Joo Won tidak tahan dan memotong, “Apa kamu memberikannya tip, dan kamu memberikan aku tip” jelas saja Oska kaget, “Kau?” lalu menjelaskan pada Ra Im kalau bukan seperti itu. Oska melihat lengan Ra Im yang terluka, “Kau terluka?” dan mencoba memegang lengan Ra Im yang disambut oleh tangan Joo Won, “Tak bisakah kamu melihatnya?”


Joo Won menegaskan pada Ra Im, “Tangan ini yang sudah memberikan banyak tip. Kau tak ingin tangan kotor ini menyentuhmu. Benarkan, Nona Gil Ra Im?!”

Lagi-lagi Oska membuat alasan untuk merayu dengan mengatakan kalau dia hanya ingin meniup saja, mungkin itu dapat menyembuhkan lukanya lebih cepat. Ra Im tertawa mendengar perkataan Oska itu.

Joo Won semakin tidak senang, “Bukankah kau datang karena Park Chae Rin? Kurasa kamu tak mengkhawatirkannya” Oska baru ingat dan menanyakan apa yang terjadi pada Joo Won, “Apa kau sudah menaruh risliting di mulutnya?” Joo Won balik bertanya, “Apa kau ingin mati?” Oska penasaran, dan Joo Won menyuruh Oska masuk mobil, “Park Chae Rin bagus dalam mengambil foto” Oscar mengerti dan akan masuk mobil, tapi masih berusaha mendekati Ra Im. Joo Won mengancam, “Masuk ke mobil sebelum aku menghitung sampai 3. 1….2…2.1/8….2.1/4…” Oska masih sempat mengucapkan salam perpisahan pada Ra Im, sebelum akhirnya buru-buru masuk ke dalam mobil.


“Pada semua wanita, laki-laki itu selalu-oh?” Joo Won mencoba menjelaskan pada Ra Im yang ternyata sudah berjalan pergi untuk naik bus. Joo Won kaget dan kesal, “Wanita itu benar-benar!” lalu berteriak pada Ra Im, “Hei, lihat kemari! Sudah kubilang ke kamu sebelumnya, kalau aku sedang bicara…” tapi Dia sudah naik ke dalam bus. Joo Won tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya memandang bus yang membawa gadis itu pergi dengan kesal.

Oska keluar lagi dari mobil dan menanyakan apakah Joo Won sudah melihat fotonya, “Apa yang dikatakan Park Chae Rin? Apa wartawan tahu tentang hal ini?” tapi Joo Won berlalu pergi tanpa menjawab satu pertanyaan-pun dari Oska.


Gil Ra Im tersenyum sendiri di dalam bus dan mendengarkan musik Oska. Ingatannya kembali ke saat Oska mendatangi lokasi pembuatan film, dan semua orang berteriak dan berlari karena Oska datang. Jong Soo menyuruh Ra Im untuk menemui Oska, tapi Ra Im menolak karena dia yakin bahwa Oska tidak akan mengenalinya.

Jong Soo, “Bukankah kau penggemarnya? Dan lagi kau juga pernah bekerja bersamanya?”

Ra Im, “dia mungkin tidak ingat saya. Karena Saya bukan pemeran utamanya dan hanya sebagai stunt women saja”


Di rumah, Ra Im dengan gembira menceritakan pertemuannya dengan Oska kepada teman sekamarnya. Bahkan Oska mengenali dan mengingat namanya dengan jelas. Ra Im, “Daripada mengatakan kau selalu kelihatan cantik, dia bilang kamu selalu kelihatan keren

Teman Ra Im heran, karena Oska itu punya banyak fans wanita cantik yang mengelilinginya, “Apa dia sedang mabuk?” Ra Im langsung membantahnya.

Ra Im baru sadar kalau dia tidak memakai kaos kaki, padahal saat akan keluar rumah dia yakin memakainya. Temannya bertanya,”Bagaimana Dia kelihatannya? Reputasinya kan jelek, katanya Dia benar-benar tidak punya sopan santun?”

Ra Im, “Memangnya itu penting? Aku tidak akan bertemu Dia lagi. Besok, ini akan menjadi mimpi saja di pertengahan musim panas” temannya tersenyum melihat tingkah Ra Im. “Aku hanya ingin menyimpan kenangan yang indah di hari ini” lanjut Ra Im sambil memeluk boneka besarnya.


Joo Won dan Oska sampai di rumah, Oska terus menanyakan apa yang terjadi dengan Chae Rin, tapi Joo Won melarang Oska bicara dengannya karena dia sedang kesal. Oska berkata kalau seharusnya dialah yang kesal dengan sikap Joo Won.

Joo Won, “Aku bilang aku akan mengantarnya pulang, tapi dia pergi begitu saja. Bahkan aku bilang akan menutup atap mobil. Kenapa waktu itu aku menawarinya untuk mengantar dia pulang? Ah,..aku benar-benar kesal!”

Oska heran, “Apa yang sedang kamu bucarakan? Kamu bukan tipe orang yang bisa dikalahkan oleh seorang stuntwomen. Kamu hanya berusaha mengalihkan kekhawatiranku saja kan?”

“Kamu bilang akan menjelaskan yang terjadi dengan Chae Rin jika aku masuk ke dalam mobil!”

Joo Won, “Seharusnya tadi kamu diam di dalam mobil saja. Tapi kamu keluar dari mobil disaat yang yang tidak tepat”

Oska, “Aku keluar karena dia sudah pergi”

Joo Won, “Aku kan tidak bilang kalau Kakak boleh keluar dari mobil setelah dia pergi!”

Oska, “Kamu tidak bilang ya? Ya, kamu tidak bilang begitu! Dan karena aku keluar dari mobil, seharusnya aku mati saja! Apa kamu puas?!”


Joo Won, “Memangnya kakak tidak memakai otak untuk berpikir? Seandainya Park Chae Rin membuat kekacauan, apakah dia akan melihat kakak dan berkata, ‘aku akan membongkarnya’, dan hal-hal seperti itu tidak ada bedanya dengan suara gonggongan anjing, aku tidak akan mempedulikannya”

Oska tersenyum senang dan yakin kalau Joo Won sudah membereskannya, “Kamu pasti sudah membereskannya karena kamu orang jahat”

Joo Won mengatakan akan membuat kontrak yang baru antara Oska dengan perusahaannya, “Aku lebih baik mati daripada selamanya menjadi penggemarmu untuk memperbarui kontrak kita”


Oska tidak terima, tapi Joo Won mengancam dengan menggunakan Chae Rin, “Besok datang dan berpakaian yang rapih, juga tandatangani beberapa foto!”

Oska kesal, “Apa aku sudah gila?! Apa mungkin….kamu sudah membeli fotoku?”


Oska tidak bisa menolak dan akhirnya datang untuk perayaan ulang tahun perusahaan Joo Won yang ke 25. Oska benar-benar kewalahan menghadapi para penggemarnya yang menunggu tanda tangan dari Oska.

Joo Won keluar untuk melihat, dan merasa puas dengan antusiasnya para pengunjung. Saat Oska melihat Joo Won, dia benar-benar kesal dan ingin memarahinya. Tapi begitu banyak fans di sekitarnya, jadi Oska mengurungkan niatnya pada Joo Won.

Sementara Joo Won tersenyum puas pada Oska, setidaknya ini cukup untuk membuatnya merasa bersenang-senang, meskipun Oska menderita.

Seorang manajer terlihat tidak begitu senang dengan keberhasilan rencana Joo Won ini.


Dewan direksi memuji keberhasilan dari rencana perayaan ulang tahun perusahaan yang diusulkan oleh Joo Won sebagai CEO. Joo Won yang selama ini mengeluhkan kinerja karyawannya, berkata, “Kalian tidak akan mengutukku jika aku pulang lebih awal kan?” ini dimaksudkan pada mereka yang selalu memiliki waktu luang daripada bekerja.

Anggota dewan terkejut dengan pertanyaan itu, lalu manajer yang tadi terlihat tidak senang-pun menjawab bahwa Bos bisa pulang untuk istirahat, bahkan sampai musim natal. Joo Won segera berkomentar, “Jadi Anda ingin beristirahat sampai musim natal? Menunggu datangnya Santa Claus?!”

Manajer ini merasa tidak senang, “Apakah menurut Bos, saya bisa istirahat karena Bos sedang istirahat? Padahal aku menerima gaji?”

Joo Won lebih tidak senang lagi, “Karena Anda tidak bisa istirahat seperti Bos Anda, maka Anda biasa istirahat tanpa sepengetahuanku kan? Sembunyi-sembunyi!” memukul telak padanya. Manajer ini beralasan kalau jantungnya lemah, jadi bahkan tidak mampu mengerjakan persiapan perayaan perusahaan mereka.

Manajer itu terus saja membuat alasan dan mengejek kerja Joo Won, benar-benar terjadi perang dingin antara keduanya.


Asisten Joo Won menanyakan apa Bosnya baik-baik saja? Joo Won bilang kalau dia tidak baik dan sangat ingin memecat orang itu. Asistennya pun bertanya apa yang akan dilakukan bosnya, Joo Won hanya berkata, “Aku akan memberi tahu ibuku” dan asisten Joo Won melihat Bosnya dengan heran.

Oska masih saja dikerumuni fansnya, saat melihat Joo Won, Oska benar-benar marah, tapi sepupunya itu tidak mempedulikannya.


Oska menanyakan keberadaan produser Kang Dong Gyu pada asistennya.

Asistennya menjawab kalau produser pergi menemui sutradara video musik. Dan mendapatkan orang itu dengan susah payah, juga bahwa sutradara itu seorang wanita.

Ternyata sutradara yang dimaksud adalah Yoon Seul, Dong Gyu kaget saat bertemu dengannya. Seul meminta agar dia dijadikan sutradar video musik Oska, tapi Dong Gyu menolak karena mengingat hubungan Seul dengan Oska di masa lalu.

Seul beralasan, “Aku satu-satunya orang yang bisa mengontrol Chae Woo Young (Oska). Aku dengar Anda tidak bisa mendapatkan sutradara yang mau bekerja sama dengannya?”

Yoon Seul memaksa Dong Gyu untuk menerima tawaran kerjasama dengannya. Dong Gyu heran kenapa Seul melakukan semua ini. Seul hanya mengatakan kalau dia ingin menjalin hubungan baik dengan Woo Young karena mereka akan menjadi satu keluarga.


Sementara Joo Won selalu saja memikirkan Gil Ra Im. Dimanapun dia berada dan apapun yang sedang dilakukannya, bayangan gadis ini selalu muncul di sekitarnya. Joo Won benar-benar bingung dengan apa yang terjadi pada dirinya.

Dia berusaha untuk tidak memikirkan gadis ini dengan menyebutkan banyak hafalan kata, seperti ; Kim Soo Han Moo si kura-kura dan burung bangau, 3000 dikali 60, Dong Bang Sak, Chichikapo, Sarisarisenta, Woriwori……..


Bahkan saat sedang membaca, pikiran Joo Won tidak berpaling dari Ra Im. Dia melihat gadis ini duduk disebelahnya dan tersenyum, “Wow, aku benar-benar sudah gila! Setidaknya kau ganti bajumu! Bajumu itu ada darahnya” Joo Won memarahi bayangan Ra Im yang hanya tersenyum padanya.


“Aku tidak tahu kenapa aku selalu memikirkanmu. Tapi kamu sangat jauh dari tipe idealku. Tipe idealku itu…harus benar-benar pintar…., dan kamu harus berusia dibawah 24 tahun….., harus merupakan anak dari pemilik dari 30 perusahaan besar….” Dan Ra Im muncul dengan berbagai tipe yang diinginkan Joo Won.

Joo Won merasa kalau dia benar-benar sudah gila, dan lagi-lagi Dia mulai dengan kebiasaan barunya, Kim Soo Han Moo si kura-kura……., tetap saja tidak berhasil.


Akhirnya Joo Won mendatangi Oska yang masih marah padanya. Joo Won membawakan minuman untuk Oska dan memujinya, tapi sepertinya Oska tidak tertarik dan bahkan tidak mau melihat Joo Won.

Joo Won, “Wanita yang kamu lihat didekat rumah sakitnya Ji Yeon?”

Oska sedikit kaget, “Gil Ra Im? Kenapa gadis itu?”

Joo Won, “Mungkin kamu punya nomor teleponnya?”

Oska, “memangnya kenapa kalau aku tahu?” dan duduk menghadap kearah Joo Won.

Joo Won menegaskan, “Tahu atau tidak?!”

Oska kesal, “Tentu saja tidak tahu! Aku hanya bertemu sekali dan itu sudah lama sekali”

Joo Won juga jadi kesal karena merasa kalau Oska mempermainkannya, saat akan pergi, Joo Won memikirkan cara merayu kakak sepupunya ini, “Apa mungkin…., kamu bisa memberitahu nomor teepon Park Chae Rin?”

Oska kaget, “Kenapa kamu mau tahu nomor Park Chae Rin?” lalu menyadari sesuatu, “Apa kamu benar-benar berpikir untuk membeli foto-foto itu?” bertanya dengan harap-harap cemas.


Joo Won menemui Chae Rin di sebuah cafe, tapi Chae Rin salah paham Karena berpikir kalau Joo Won tertarik padanya. Joo Won menegaskan kalau dia sedang membicarakan gadis yang memakai pakain yang sama dengan Chae Rin waktu itu. Chae Rin tidak mengerti.

Joo Won, “Gadis itu, yang bertingkahlaku seperti anak lelaki. Ketika Dia melihat ke bawah dia tampak manis, dan ketika melihat ke atas matanya bersinar…wanita yang penampilannya sukar dilupakan. Wanita pemain pengganti Anda! Apa Anda tahu nomor teleponnya?”

Chae Rin, “Apa karena hal itu Anda menemui saya?! Lalu apa yang akan saya dapatkan sebagai imbalan?”

Joo Won, “Jika ada seseorang yang ingin kau temui tapi tidak bisa kau temukan, aku akan memberitahukanmu dimana mereka. Seperti seseorang yang tidak menjawab panggilanmu, Oska”


Joo Won mendapatkan nomor telepon Ra Im, berjalan mondar-mandir dan memikirkan apa yang akan dikatakan nantinya.

Joo Won, “Gil Ra Im?” gadis ini menjawab, “Ya, siapa ini?”

Joo Won, “Kau tidak mengenali suaraku? Ini bukan suara yang mudah dilupakan” tapi Ra Im bertanya kembali, “Siapa ini?”

Joo Won, “Aku mengantarmu ke hotel, dan meskipun aku bukan tipe orang yang peduli dengan orang lain, aku mengantarkanmu ke rumah sakit. Dan ketika kau pulang, dengan susah payah aku memberikanmu tumpangan”

Ra Im kesal, “Kenapa kau menelponku?... Bertemu denganku? Kenapa?”

Joo Won, “Daripada bertanya kenapa, tidak bisakah kau bertemu denganku dulu?” Ra Im tidak mau dan menutup telponnya.

Joo Won kesal, dan berusaha menelpon kembali, tapi nomor Ra Im tidak aktif, “Wanita ini pasti sudah gila. Oh…, yang benar saja!”


Ternyata Ra Im sedang bekerja, bersama Jong Soo dan kru film yang lain, mengadakan audisi untuk pemain baru. Pesertanya banyak dan antriannya cukup panjang.

Joo Won datang ke tempat audisi, berjalan melewati para peserta yang mengantri. Melihat gadis yang dicarinya dan bergegas akan masuk. Seorang petugas menghalangi dan memakinya karena tidak mau mengantri. Joo Won, “Aku kesini bukan untuk audisi, aku mencari Nona Gil Ra Im. Berandalan yang tidak mengantri merupakan berandalan yang buruk” Tapi orang ini tidak perduli, dan meminta Joo Won untuk mengantri. Akhirnya Joo Won mengalah dan mengantri di urutan paling belakang.


Saat di depan sebuah pintu ruang yang terbuka, Dia melihat Gadis yang dicarinya itu sedang tersenyum, tertawa dan terlihat sangat gembira. Joo Won diam terpaku, memandang Ra Im dangan begitu terpesona.


Suara hati Joo Won “Wanita itu! Bagaimanapun, wanita itu…bukan wanita yang sama dengan seseorang yang menerobos pikiranku dan menyakiti harga diriku. Wanita itu, yang duduk tepat di depan ku, dibandingkan dengan wanita yang selalu ada di kepalaku, Dia lebih…keren!” dan Ra Im merasa tidak nyaman karena Joo Won terus saja menatapnya tanpa berkedip.


Jong Soo dan seluruh kru film juga heran melihat kelakuan pria ini, apalagi Dia tidak punya alasan mengikuti audisi.

Jong Soo, “Kenapa kau berdiri disana kalau kau tidak punya alasan?”


Joo Won, “Ini karena wanita yang duduk disebelahmu. Karena Dia tidak mau menemuiku meski aku memintanya. Apa lenganmu baik-baik saja? Apa kau memeriksakannya?”

Ra Im menatap Joo Won kesal, Jong Soo tidak bereaksi dan kru yang lain serempak melihat ke Ra Im heran.


Ra Im tidak tahan, “Jika kau tidak pergi ke audisi…” Joo Won memotong, “Apa yang akan kau lakukan selanjutnya? Aku akan memberitahukanmu sesuatu” Ra Im kembali menanyakan hal yang sama, Joo Won memotong lagi, “Ayo kita lakukan sebuah wawancara. Apa yang harus kulakukan?”

Seseorang menanyakan apa keistimewaan Joo Won. “Aku hebat dalam mencari uang” jawabnya singkat. Oran itu mengatakan kalau itu bagus, tapi mereka ingin Joo Won memperlihatkan bakatnya. Dan Joo Won segera mengeluarkan dompetnya, “Saya punya banyak uang. Dan untuk anda ketahui, hobiku adalah menghabiskan uang” semua kru bertepuk tangan dan mengatakan kalau Dia lolos.

Joo Won tersenyum senang, dan mengisyaratkan dengan bahasa tubuh seperti berkata “Apa yang bisa ku lakukan?! Aku memang hebat” yang ditujukan pada Ra Im yang terlihat benar-benar kesal padanya.


Ra Im mencoba menjelaskan pada Bosnya bahwa semua hanyalah kesalahpahaman, meskipun Jong Soo tidak menanyakan apapun padanya. Ra Im juga tidak mengenalnya, mereka bertemu karena pria itu salah mengenalinya sebagai Chae Rin. Jong Soo mengatakan kalau Dia mengerti. Bahkan Ra Im menganggap kalau Joo Won itu orang yang aneh.

Jong Soo, “Gil Ra Im, Dia sama sekali tidak aneh. Dia seorang pria, dan Kau adalah wanita cantik yang hebat” Ra Im sedikit terkejut mendengarnya.


Joo Won berbincang dengan kru film, dan masih berpikir kalau dia sedang diwawancara. Seseorang menanyakan pendidikan terakhir Joo Won, dan dia menganggap kalau itu pertanyaan biasa yang tidak membuatnya tertekan, “Universitas Columbia di kota New York”. Lalu Joo Won mendapat sms yang mengingatkan kalau dia ada pertemuan hari ini. Ra Im keluar dari ruangan Bosnya, dan meminta Joo Won untuk mengikutinya.


Mereka berdua keluar, Ra Im sangat kesal dan menanyakan alasan Joo Won mencarinya, apa mungkin Joo Won punya dendam atau masalah dengannya.

Joo Won tersenyum,”Apa seseorang yang punya dendam padamu akan mendatangimu?”

Ra Im, “Kau tertawa? Apa kau pikir aku tidak pernah bertemu orang berengsek seperti dirimu sebelumnya?” Joo Won tidak terima dikatakan brengsek, tapi Ra Im melanjutkan, “Kau tidak mau diam? Kau punya banyak uang? Kau menghasilkan banyak uang? Apa kau satu-satunya yang bisa? Bukankah Oska yang menghasilkan uang?”

Joo Won, “Baiklah, Oska juga menghasilkan banyak uang. Walaupun begitu, aku punya banyak uang meski aku tidak mencarinya”

Ra Im, “Aku bilang Diam! Bukankah pekerjaan kami terlihat bodoh bagimu? Dan kau pengangguran?”

Joo Won, “Pengangguran? Aku harap itu akan jadi kenyataan.

Sekalipun aku hanya ingin bermain dan tidak bekerja, semua yang datang dari mulutku adalah ide yang bagus dan….”

Ra Im memotong, “Hei, kenapa kau terus membahasnya? Kau sangat menyebalkan! Sebenarnya apa alasanmu datang kemari dan mempermalukanku saat sedang bekerja?”


Joo Won, “Wow, bagaimana seorang wanita bisa berkata seperti itu? ‘mengapa kau datang ke tempat kerjaku dan membuatku malu?’ bukankah itu tersengar lebih baik?

Kau seperti ini karena kau tidak tahu siapa aku ini. Tapi aku bukan seseorang yang harus kau teriaki”

Ra Im kembali bertanya, “Apa kau akan segera pergi dan memberitahuku mengapa kau ada disini?”

Joo Won, “Aku sudah memberitahumu, ini karena dirimu” Ra Im menanyakan alasannya.

Joo Won, “Itu bagian yang membingungkanku juga. Walaupun aku mengatakannya, aku akan tetap dipanggil pengangguran.

Untuk hari ini, katakan saja aku datang untuk meminta biaya rumah sakitmu” Ra Im kaget. Joo Won melanjutkan, “Lukamu…akulah yang membayar biaya pengobatannya. Kau hanya meninggalkannya begitu saja kan? Aku bahkan tidak menerima ucapan terima kasih”


Ra Im menatap kesal dan heran, “Berapa banyak biayanya?” tapi Joo Won mengalihkan pembicaraan, “Apa kau selalu ada disini saat tidak ada syuting? Bisakah aku melihatmu jika aku datang kemari?”

Ra Im, “Apa kau pikir aku akan selalu ada disini lalu kau bisa melihatku? Katakan padaku berapa biayanya? Bukankah kau ingin uang?”

Joo Won menghela nafas, “Inilah sebabnya aku selalu memikirkanmu. Sebelumnya dan bahkan sekarang, apa yang membuatmu seperti wanita hebat itulah…, kenapa kau tetap terlihat cantik saat marah?”


Tiba-tiba Joo Won membuka lengan jaket Ra Im, Ra Im berusaha mencegahnya, “Apa yang kau lakukan?” Tapi Joo Won mencengkeram tangan Ra Im dengan kuat.

Ra Im ketakutan, “Tidakkah kau akan membiarkanku pergi?”

Joo Won, “Aku ingin memeriksa apakah lukanya telah membaik. Jika kau menjawabku, hal seperti ini tidak perlu aku lakukan” Lalu Joo Won menarik tangan Ra Im yang memegang lengan jaket, sehingga bekas lukanya terlihat.

Joo Won mendekatkan wajahnya untuk melihat luka itu dengan jelas. Hal ini membuat Ra Im gugup, jantungnya berdetak dengan cepat dan nafasnya turun naik. Sementara Joo Won memeriksa lukanya, Ra Im menatap wajah Joo Won tanpa berkedip.

Joo Won, “Ini meninggalkan bekas. Kupikir kau tidak akan bisa maju sebagai Miss Korea


Kemudian Joo Won melepaskan tangan Ra Im dan merapikan kembali jaket gadis ini. Ra Im hanya diam dan membiarkan Joo Won melakukan semua itu.

Joo Won, “Itu saja untuk hari ini. Aku akan pergi, aku lupa kalau ada janji penting hari ini. Aku tidak ingin kau punya bekas luka dan datanglah ke rumah sakit yang kita datangi sebelumnya, dan hubungi aku sebelumnya” Lalu Joo Won pergi, meninggalkan Gil Ra Im yang hanya bisa memandangnya, siam membeku dengan segala perasaan yang tidak menentu.


Joo Won melakukan pertemuan yang disebut kencan buta. Dia kaget saat melihat gadis itu adalah Yoon Seul lagi, dan meminta penjelasan darinya. Seul bilang kalau pertemuan kali ini diatur oleh pihak ibunya, dan yang dulu oleh pihak ayahnya, tapi sebenarnya Seul ingin bertemu lagi dengan Joo Won.

Joo Won dengan dingin berkata, “Untuk selanjutnya, apakah anda akan meminta bantuan paman anda?

Saya masih percaya bahwa pernikahan yang diatur, yang tidak menghabiskan banyak waktu dan uang, adalah cerita percintaan yang terbaik” Yoon Seul berkata kalau dia tahu dan sudah memikirkannya dengan baik, “Aku adalah orang yang percaya pada nasib. Karena itu aku tidak percaya dengan perkawinan yang ditentukan. Tap, akhirnya saya menyadari bahwa saya telah bertemu dengan orang yang sudah ditakdirkan untuk saya. Orang itu adalah Anda”

Joo Won, “Maaf, bagaimana kalau anda pikir sekali lagi tentang hal ini? Dan aku akan memberanikan diri menerima nasib yang tidakmenyenangkan yang tiba-tiba saja menimpaku” Lalu Joo Won permisi pergi.

Seul, “Pernahkah anda merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama? Jika pernah, anda pasti tahu bagaimana rasanya, tapi kenapa…” Joo Won memotong, “Walaupun anda tidak terlihat cukup pintar, kelihatannya anda bukan tipe wanita yang bisa dimanfaatkan oleh pria. Tonjok saja dia, itu Cuma salah satu cara Dia untuk mengatakan kalau dia ingin bercinta dengan anda” setelah mengatakan semua itu, Joo Won pergi. Seul tidak percaya dengan apa yang baru dikatakan pria ini dan menghela nafas, “Tipe pria seperti ini benar-benar ada?! Kim Joo Won sshi, mirip seperti kakaknya (Oska)”


Yoon Seul pergi meninggalkan tempat pertemuan, dan tanpa sengaja bertemu dengan Oska. Mereka berdua terkejut, apalagi Oska yang bahkan matanya sampai berkaca-kaca.. Seul mengatakan kalau sudah terlambat bagi mereka untuk saling menghindar.

Tiba-tiba beberapa orang lewat membawa kursi, dan reflek Seul menarik Oska ke sampingnya, “Kamu tidak boleh berdiri di jalan karena itu akan menggenggu orang yang lewat. Kamu masih saja seperti anak kecil” seru Seul dan meninggalkan Oska yang heran karena Seul ada di Korea dan bukannya di New York.


Sebenarnya Seul tidak pergi, dan bersembunyi untuk menghindarkan perasaaannya dari Oska.


Joo Won di rumahnya sedang membicarakan masalah pernikahan yang ditentukan untuknya itu dengan ibunya di telpon. Joo Won menyebutkan tipikal wanita yang disukainya, menyebutkan ciri-ciri wanita itu sebagai Gil Ra Im. Yang lagi-lagi Dia melihat bayangan gadis ini yang duduk disebelahnya, “Dengan potongan rambut yang pendek dan manis, kulit gelap dan dia tidak terlalu banyak senyum. Seseorang yang gampang marah….dengan mata yang agak sedih….seseorang yang tidak bisa mengikuti kompetisi Miss Korea karena ada luka pisau.

Apa Aku gila?! Ibu, Aku hanya mengatakan itu untuk amannya saja. Walaupun nantinya aku berubah menjadi benar-benar gila, kekayaan yang seharusnya aku warisi, bisa kan, Mama tetap memberikannya padaku?!” (lol) dan Mamanya menutup telpon.


Joo Won melihat pada bayangan Ra Im, “Ini semua karena dirimu! Memangnya kamu akan merawatku kalau aku jadi miskin?”

Bayangan Ra Im, “Berani sekali, lelaki ini memintaku bertanggung jawab atas nasibnya”

Joo Won sangat terkejut dan bahkan merasa takut, “Woah….Dia bahkan bisa menjawabku sekarang! Ini semua hanya imajinasi! Hanya imajinasi!” sambil memukul-mukul kepalanya. “Apa aku benar-benar gila?!” dan lagi, Joo Won memulai metode pengalihan pikiran dengan menyebutkan banyak kata, Kim Soo Han Moo… bla bla bla….(lol)


Ra Im terus saja mengingat kejadian saat Joo Won memaksa untuk melihat luka di lengannya. Kata-kata Joo Won sangat mengganggu pikirannya, bahkan saat berlatih bela diri dengan bosnya (Jong Soo), Ra Im tidak dapat konsentrasi. Jong Soo heran, kenapa Ra Im tidak fokus pada latihannya.

Jong Soo melarang Ra Im untuk syuting sementara waktu, dan hanya memberikan tugas untuk melatih pamain saja. Ra Im protes, tapi Jong Soo sudah memutuskan.


Ra Im duduk di bangku taman tempat latihan, salah seorang teman stuntman memberikannya minuman dan berusaha menghiburnya, “Lihat sisi baiknya, kau bisa mengambil kesempatan ini untuk beristirahat, bukankah selama ini kau tidak pernah beristirahat.

Ah…, tapi anak itu tidak muncul hari ini, anak yang punya banyak uang, aku suka dia dan dia punya gerak reflek yang bagus”

Ra Im, “Bagaimana kau tahu kalau dia punya gerak reflek yang bagus?”

Senior, “Apa kau tidak lihat caranya bicara? Dia cukup cepat. Apa kau, mengajaknya keluar dan memukulnya?”

Ra Im kaget, “Apa aku seperti gangster? Sejak awal aku sudah tidak ada minat padanya”

Seniornya mengangguk dan mengerti kalau orang itu (Joo Won) menyukai Ra Im. Tapi Ra Im segera membantah. “Tapi sepertinya kamu protes berlebihan” goda senior Ra Im. Lalu senior itu meminjam hp Ra Im karena dia tidak mambawa hpnya.

Saat melihat sebuah nomor, Dia bertanya apakah itu milik anak kaya itu, dan senior berniat menelponnya. Ra Im berusaha mencegah.


Di kantor, Joo Won sedang rapat dengan dewan direksi. Joo Won menyuruh asistennya memecat seorang pegawai wanita bagian VVIP yang waktu itu membuat masalah, dan tiba-tiba hp Joo Won bunyi. Saat melihat no yang memanggil, Dia merasa tidak percaya, “Ini nyata kan?” anggota dewan kaget dan melihatnya heran. “Aku tidak bermimpi kan?” lalu asistennya meyakinkan kalau semua itu nyata.

Di tempat latihan Ra Im kebingungan harus bicara apa pada Joo Won, “Ini senior Gil Ra Im. Kamu sebaiknya segera datang kemari, kau pikir kau bisa bolos seperti ini? Memangnya kamu tukang bersih-bersih yang datang hanya jika aku telpon? Kamu sebaiknya segera datang selagi aku masih bicara secara baik-baik. sebelum tulangmu yang kelima berubah menjadi yang keenam. Aku tutup!”


Joo Won kesal dan marah-marah, “Orang macam apa…?” asistennya bertanya, “Siapa?”

Joo Won langsung menjawab, “Siapa…, apa maksudmu siapa? Ini adalah orang yang membuatku gila!” lalu Joo Won sadar kalau semua peserta rapat memandangnya dengan tatapan yang aneh, “Semoga kalian tidak punya orang semacam ini dalam kehidupan kalian” dan menanyakan, “Siapa yang tahu tulang belakang kelima?” (hahaha lol)

Sementara Ra Im sangat kesal dengan apa yang dilakukan seniornya, tapi seniornya seperti tidak merasa ada yang salah.

Kembali ke ruang rapat, Joo Won sama sekali tidak konsentrasi pada rapat. Dia hanya memandangi hpnya, sementara peserta rapat sibuk bicara mengenai rencana perusahaan mereka. Saat ditanya pendapatnya, Joo Won langsung menyetujui.

Rapat selesai dan Joo Won meminta manajer Choi untuk tetap di tempat. Joo Won mengatakan rencananya untuk menjadikan perusahaan mereka sebagai sponsor pembuatan film. Manajer Choi heran karena sebelumnya bosnya ini tidak menyetujui hal-hal seperti itu. Joo Won juga menjelaskan kalau film yang akan disponsori itu, khusus untuk film aksi yang menggunakan banyak pemeran pengganti.

Joo Won sampai di tempat latihan, dan melihat Ra Im berada di dalam mobil yang berlawanan arah. Akhirnya Joo Won memutar balik dan mengikuti mobil rombongan itu.

Ra Im membawa para pemain baru ke tempat persemayaman para tetua atau guru mereka. Dia menjelaskan bahwa pekerjaan menjadi pemeran pengganti tidaklah mudah, dan bahkan bisa sampai kehilangan nyawa, tidak menghasilkan banyak uang dan tidak menjadikan mereka terkenal. Terkadang juga mereka harus menerima penghinaan dari orang lain. Di sisi lain gedung, Joo Won ikut mendengarkan penjelasan dari Ra Im.

Tapi apapun yang dikatakan orang, mereka tetaplah actor aksi. Satu-satunya yang menjadi kebanggaan adalah sesuatu yang mereka punya (kemampuan). Lalu mengatakan pada mereka, jika merka tidak yakin dengan pilihan hidup sebagai pemeran pengganti, maka mereka bisa mundur dengan segera. Joo Won memandang semakin kagum pada gadis ini.


Selanjutnya mereka semua main bola voli, saat bola keluar lapangan, Joo Won menghentikan dengan kakinya. Keduanya saling pandang, Joo Won terus saja tersenyum dan Ra Im merasa kaget dan juga gugup. Salah seorang pemain meminta bolanya pada Joo Won, dan Joo Won tidak bisa menendangnya bahkan hampir saja jatuh. Ra Im dan yang lainnya tertawa, sedangkan Joo Won menahan rasa malu.

Akhirnya Joo Won mengambil bola dengan tangan dan menendangnya, tapi bolanya mengenai kepala Gil Ra Im. Joo Won kaget, tapi mulai beralasan, “Kenapa kau meletakkan kepalamu di bola? Kau juga bisa teknik itu?” Ra Im sangat kesal dan segera menghampiri Joo Won.


Ra Im, “Perhatian” Joo Won bingung. Ra Im mengulangi kata-katanya dan Joo Won tertawa, tapi mengambil sikap siap.

Ra Im, “Apa kau tidak melakukannya dengan sengaja?’

Joo Won, “Kau tidak akan bisa melakukannya dengan benar? Bagaimana aku bisa bertahan…” dan Ra Im langsung memukulkan bola ke tubuh Joo Won.

Joo Won, “Jika kau ingin membuangnya, kauseharusnya mengatakan padaku!” Ra Im membalas, “Kalau kau akan melemparnya, seharusnya kau katakana padaku! Jika kau punya keahlian menendang bola ke belakang kepalaku! Kau pasti punya keahlian menendang bola, jadi pastikan kau akan menang! Jika tidak, kau tidak akan pulang dengan selamat”

Joo Won bingung, “Menang apa? Aku bahkan tidak bermain bola voli saat di tentara”

Ra Im benar-benar kesal, “Jika kau tidak mau jadi pemain, apa kau mau menjadi bola?!”

Demi harga dirinya Joo Won berkata, “Baiklah, tapi Aku tidak akan memberi toleransi hanya karena kamu wanita”


Joo Won sama sekali tidak bisa menendang bola, bahkan ketika bola datang padanya, dia justru menhindar. Dia juga selalu saja bicara, dan membuat alasan. Ra Im tertawa senang melihat tingkah Joo Won. Joo Won menyalahkan rekan setimnya dan Ra Im berkata kalau Joo Won hanya bisa menendang bola dengan mulutnya.

Ra Im menendang bola yang sebenarnya diarahkan pada Joo Won, tapi pada saat yang tepat, Joo Won mendapat telpon. Maka rekan setim Joo Won lah yang terkena bola hidungnya, bahkan sampai berdarah.

Ra Im bertanya apa dia baik-baik saja. Joo Won tidak terima dan mengatakan kalau itu tidak bisa dibilang baik, “Kau harus menuntut Dia atas apa yang dilakukannya. Itu bola atau senjata? Dia membuat serangan melalui bola. Wanita itu jahat sekali tadi, mungkin dia bermaksud membunuhmu” (lol) Ra Im sangat kesal mendengar perkataan dari Joo Won itu.


Mereka kembali ke tempat latihan. Ra Im menjelaskan tentang latihan fisik rutin yang harus mereka lakukan setiap hari. Ra im meminta semua untuk mengawasi ‘yang bercahaya’ (Joo Won) agar dia juga melakukan latihan, Ra Im sendiri bergegas pergi mandi.


Joo Won berhasil membuat mereka semua pergi, “Tuan-tuan, hari ini kalian telah bertemu orang terhormat” mereka semua menatap kesal dan tertawa geli untuk ‘Yang Bercahaya”. Lalu Joo Won mengeluarkan dompetnya, “Apapun minuman yang kalian impikan, kalian akan mendapatkan sesuatu yang lebih baik” dan reaksi mereka berubah. (hahaha lol)


Ra Im selesai mandi dan hanya menemukan ‘Yang Bercahaya’ yang sedang menunggunya di tangga, sementara yang lain tidak ada. Joo Won menghalangi jalan Ra Im dengan kakinya, “Kenapa kau mencuci rambutmu?” Ra Im meminta agar Joo Won minggir, tapi Joo Won bicara lagi, “Aneh, Kau hanya perlu mencuci wajahmu, tapi kenapa rambutmu juga? Ketika perempuan mencoba mengalihkan pikiran pria, mereka menggunakan rambut basah”

Ra Im kesal dan berteriak, “Perhatian” lalu Joo Won menurunkan kakinya dan berkata, “Coba saja dan tendang aku lagi” Benar saja, Ra Im menendang kakinya hingga Joo Won hampir jatuh.


Ra Im heran mengapa tidak ada siapapun, bukannya tadi Dia menyuruh mereka semua latihan. Joo Won menjelaskan kalau Dialah yang membuat mereka pergi, “Kupikir kita perlu berdua saja sekarang” Ra Im mengatakan kalau Joo Won itu gila. Joo Won, “Aku benar-benar aneh akhir-akhir ini” Ra Im hanya berkata agar Joo Won pergi ke rumah sakit untuk diperiksa.

Joo Won, “Kaulah penyebabnya. Kemarin akhirnya kau mengganti baju berdarahmu. Tapi mungkin kali ini kau mengikutiku dengan rambut basah” Ra Im benar-benar bingung dengan yang dikatakan Joo Won. Dan Joo Won mengharuskan Ra Im membantunya agar Dia bisa memutuskan untuk periksa ke rumah sakit atau tidak.

Joo Won, “Berdiri saja di depanku” Ra Im semakin yakin kalau pria ini gila. Joo Won berkomentar, “Aku melakukan semua ini supaya aku tidak gila. Baiklah, Aku akan memberikan dua pertanyaan dan kau harus menjawab dengan tulus dan dewasa.

Kau pernah kuliah? Di Seul atau di daerah? Atau ke luar negeri?” Ra Im tertawa dan menanyakan soal yang kedua. Joo Won serius, “Apa keluargamu termasuk keluarga yang bisa aku bayangkan? Misalnya, kakek-nenekmu atau orang tuamu memiliki perusahaan? Museum seni atau universitas, atau lainnya atas nama mereka?”


Lagi-lagi Ra Im tertawa dengan nada yang sangat kesal, “Kau punya asuransi kesehatan, kan?!” dan segera membanting tubuh Joo Won ke lantai. Joo Won bangun dan kesakitan, tapi lagi-lagi gadis ini membantingnya, “Jangan seperti bayi cengeng, ini baru permulaan”.

Ra Im meraih tangan Joo Won dan bersiap membantingnya lagi, tapi kali ini Joo Won membalik keadaan, menjatuhkan tubuh Ra Im dan menindihnya. Ra Im merasa sedikit takut dan minta Joo Won melepaskannya.

Joo Won, “Jika kulakukan, kau akan melemparku lagi? Aku hanya menanyakan nama orang tuamu, apakah itu buruk?” Ra Im bertanya kenapa Dia menanyakan hal itu lagi, dan mengancam Joo Won kalau dia akan menghabisinya jika tidak mau melepaskan dirinya. Joo Won hanya berkata kalau dia juga bisa bicara seperti gaya Ra Im.

Joo Won, “Ada sesuatu yang ingin aku katakan dan sekarang aku punya kesempatan, jadi dengarkan aku baik-baik! Pakaian ini sangat mahal” (hahahaha) dan Ra Im segera berkata kalau Joo Won ini benar-benar gila.

Teman sekamar Ra Im tiba-tiba datang dan memaki, “Jalang gila itu…” dan terkejut melihat apa yang sedang mereka berdua lakukan. Keduanya lebih terkejut lagi, Ra Im segera mendorong tubuh Joo Won. Temannya pikir kalau Ra Im sedang berlatih, karena dia tidak menjawab telponnya, dan bertanya apakah Ra Im akan bermain melodrama?

Ra Im menyangkal dan menanyakan siapa jalang gila yang dimaksud oleh temannya ini. Teman Ra Im berkata kalau orang itu adalah orang yang bertengkar dengan mereka di tempat kerjanya waktu itu, dan sekarang dia dipecat. Ra Im kaget, lalu temannya berkata, “Untuk beberapa alasan mereka memecatku pagi ini. Aku tak tahu kenapa aku hidup di dunia yang mengerikan ini” dan membanting barang bawaanya yang ternyata berisi seragam kerja. Joo Won melihat dam mengenali seragam karyawannya itu. Teman Ra Im mengeluh, bagaimana dia dipecat begitu saja tanpa mengetahui kejadian yang sebenarnya.

Teman Ra Im juga mengatakan kalau bosnya itu suka omong kosong. Hal itu membuat Joo Won merasa tidak senang karena dialah yang sedang mereka bicarakan. Ra Im menyuruh temannya mengatakan pada bosnya kalau semua bukan salahnya, tapi semua itu adalah kesalahan Ra Im. Temannya tidak mau dan menyalahkan wanita jalang itu (Yoon Seul). Temannya ini sangat marah pada bosnya, dan berkata kalau dia akan menulis pengumuman di mall kalau bosnya itu seorang gay. Terang saja Joo Won bereaksi, “Apa? Gay??!” teman Ra Im ini menjelaskan karena jika dilihat dari penampilan bosnya, akan terlihat jelas kalau dia itu membenci wanita. Lalu bertanya, “Kau ini siapa?”

Joo Won akan menjawab, tapi Ra Im mengatakan kalau temannya tidak perlu tahu. Ra Im mengajak temannya untuk pergi menemui atasannya dan menjelaskan semua, agar atasannya menyampaikan pada bosnya tentang situasi yang sebenarnya. Teman Ra Im mengatakan kalau itu tidak berguna karena dia sudah mencobanya, tapi Ra Im segera pergi bersiap.

Joo Won mendekat, “Itu memang tidak berguna” teman Ra Im merasa heran dan dengan tidak senang berkata, “Apa kau sedang berfoto di depan rumah yang kebakaran?”

Joo Won mengatakan kalau dia sedang memperkenalkan dirinya sebagai orang yang membakar rumah itu, “Aku adalah orang yang suka omong kosong yang kau bicarakan tadi, CEO departemen store yang memecatmu”

Teman Ra Im tertawa geli, “Apa yang kau bicarakan? CEO…Kau adalah CEO???” dan akhirnya teman Ra Im mengenali bahwa orang yang berdiri di depannya ini adalah bosnya itu. Dia kebingungan, dan Joo Won tersenyum.

Joo Won menjelaskan, bahwa gadis ini dipecat karena tidak mematuhi peraturan, teman Ra Im mengerti dan mengakuinya. Joo Won juga meminta agar identitasnya yang sebenarnya, tetap dirahasiakan dari Ra Im. Gadis ini cukup pintar, dan meminta bosnya itu mengembalikan pekerjaannya, lalu dia akan melakukan keinginan bosnya. Joo Won tersenyum dan menyetujuinya, tapi berkata, “Tadi di depan temanmu, kau bilang aku ini seorang gay” teman Ra Im meminta maaf dan beralasan kalau dia tidak berpikir saat mengatakan itu.

Dia menawarkan untuk memperbaiki perkataanya dengan mengatakan bahwa bosnya itu seorang yang baik, aristocrat, ramah, keren, manis dan terlihat seksi. Joo Won menggoda, “apa orang seperti itu akan memecat pegawainya dengan cara seperti ini?” (lol) mereka tertawa. Joo Won mengingatkan lagi agar gadis ini melakukannya dengan baik dan dia akan mentraktir mereka minum.


Ra Im datang dan temannya berkata kalau mereka tidak perlu pergi karena dia sudah mendapatkan pekerjaannya kembali. Ra Im tidak percaya, “Setelah kau membuang seragammu ke lantai?” temannya beralasan kalau tadi seragamnya jatuh tidak disengaja. Dia juga menjelaskan kalau bosnya itu tidak gay dan benar-benar menyukai wanita. Joo Won tersenyum, tapi menambahi, “Mungkin ini, bukan dia menyukai ‘banyak’ wanita”

Ra Im bingung, kenapa temannya ini begitu banyak bicara. Lalu melihat pada Joo Won dan heran karena dia belum juga pergi. Teman Ra Im langsung memarahinya, “Apa kau gila. Kenapa kau berteriak? Kau mengejutkanku” lalu temannya ini mengajaknya minum. Ra Im semakin heran denga sikap temannya yang tiba-tiba jadi aneh.


Mereka bertiga pergi minum di pinggir jalan, Joo Won heran dengan menu makanannya. Sementara Ra Im dan temannya makan dengan lahapnya, Joo Won hanya melihat saja, “Babi memiliki banyak daging, tapi daripada memakan dagingnya, kenapa kalian makan kulitnya?” teman Ra Im berkata kalau itu sangat enak, lalu dia menawari Joo Won untuk mencoba makan ‘Mak Chang’. Joo Won melihat yang dimaksud adalah usus dan mengatakan kalau itu jorok.


Joo Won bahkan mengantarkan keduanya pulang, dan tidak percaya melihat rumah yang kumuh itu adalah tempat tinggal Ra Im. Teman Ra Im berkata kalau mereka sudah tinggal disini selama 4 tahun, Joo Won terkejut. Lalu bertanya apa mereka juga membayar sewa bulanan, dan dijawab, “Kami membayar sewa bulanan 300 per bulan, dan membaginya berdua” gadis ini juga mengucapkan terima kasih karena bosnya itu sudah mengembalikan pekerjaannya.

Joo Won memandang rumah yang ada di depannya itu dan merasa tidak percaya dengan semuanya, “Kau gila Kim Joo Won. Kau gila”


Joo Won pulang dan menemukan sepupunya yang sedang tidur di sofa, dan Dia segera membangunkannya dengan kasar. Oska kaget dan mengira terjadi sesuatu yang buruk.

Joo Won, “Apa kau pernah kencan dengan orang yang membayar sewa bulanan?”

Oska mengomel karena hal seperti ini dia dipaksa bangun, lalu mengatakan pernah, “Orang yang tinggal di Kangnam, hampir semuanya membayar sewa, sekitar $3000-$4000” Joo Won memotong, “Bukan sewa seperti itu! Mendekati $300”

Oska, “Maksudmu $300 per malam, kamar hotel mewah. Benar kan?” Joo Won mengatakan bukan itu juga. Oska bingung dan minta Joo Won menjelaskan.

Joo Won, “Kau tahu yang di National Geographic…..itu adalah rumah orang miskin, dengan latar belakang data dan anak miskin” Oska tidak mengerti juga dan itu membuat Joo Won sangat kesal, “Sudahlah, lupakan saja!”

Oska menghentikannya, “Mungkin kau…..bertemu Chae Rin?” Joo Won berbalik dan kaget, “Apa wanita itu juga hidup dengan apartemen sewa bulanan?!” (hahaha…lol)


Di kantor Jong Soo, Ra Im menerima kabar kalau sutradara film yang dibintangi Chae Rin, meminta dia untuk menjadi stunt women mereka lagi. Jong Soo Bilang kalau Chae Rin akan meminta maaf sendiri pada Ra Im, lalu menggoda agar Ra Im tidak memukulnya jika Chae Rin hanya meminta maaf setengah hati.

Ra Im tersenyum, “Direktur…, Aku akan mengendalikan diri dengan baik”


Ternyata lokasi pengambilan gambar dilakukan di departemen store milik Joo Won. Ra Im sedang melakukan persiapan dan Chae Rin menghampirinya. Chae Rin mengatakan kalau dia meyakinkan sutradara bahwa dia tidak ingin orang selain Ra Im, “Kau mungkin tidak melihatku seperti ini, tapi aku keren kan?”

Chae Rin meminta Ra Im untuk menjawab pertanyaannya dengan jujur, “Bagaimana kau tahu Kim Joo Won?” tapi Ra Im tidak mengerti dan bahkan tidak mengenalnya. Chae Rin bilang tidak apa jika Ra Im tidak tahu, lalu minta Ra Im melindunginya hari ini, “Kau tahu bahwa sutradara benci kawat kan? Maka bekerja keraslah!”


Gil Ra Im mulai beraksi untuk adegan terjun dari lantai dua. Sutradara berkata jelek, dan mengulangnya lagi, sementara Chae Rin tersenyum senang. Sutradara mengarahkan bagaimana Ra Im harus melakukannya dengan baik.

Ra Im melakukannya, lagi dan lagi. Tapi sutradara tetap mengatakan kalau hasilnya jelek dan jelek, bahkan meneriaki dan memarahi Ra Im berkali-kali.

Ra Im melompat lagi, dan sutradara berteriak, “ini NG. apa kita akan mengambil gambar ini terus sepanjang hari?!” Sementara Ra Im sudah kelelahan dan juga rasa sakit di lengannya sangat mengganggu.


Sutradara, “Kenapa kau tidak bisa melakukannya dengan benar?” Ra Im hanya bisa meminta maaf. Sutradara terus saja berteriak, “Kau tahu seberapa sulitnya untuk syuting disini? Tempat ini selalu penuh untuk syuting” lagi-lagi Chae Rim tersenyum senang, dan Ra Im berkata kalau dia akan mencobanya lagi.

Seseorang melapor pada sutradara kalau mereka tidak perlu khawatir dengan waktunya dan hanya perlu syuting dengan nyaman. Bahkan itu merupakan permintaan khusus dari CEO departemen store, yang juga akan turun untuk melihat jalannya syuting. Tak berapa lama orang yang dimaksud muncul, dan siapa yang paling terkejut….Gil Ra Im!


Joo Won berjalan mendekat ke lokasi pengambilan gambar. Semua mata memandang padanya, kru film membungkuk untuk memberi hormat, Chae Rin berusaha menyapa tapi bahkan Joo Won tidak melihatnya sedikitpun. Teman-teman stuntman Ra Im bengong saat Joo Won lewat di depan mereka. Ra Im sendiri…shock berat.

Joo Won sampai di depan Ra Im, sutradara berlari menghadap dan mendorong Ra Im ke samping, mengatakan kalau ini semua suatu kehormatan bagi mereka.

Joo Won, “Aku melihat dari awal dan aku datang karena aku sangat marah bahwa aku tidak bisa diam saja” Sutradara mengatakan kalau ini hanya bagian dari syuting dan bagaimana harus mengucapkan terima kasih karena CEO meluangkan waktu untuk melihat.


Joo Won, “Jika kau tak tahu, aku akan memberitahumu” dan menarik Ra Im ke sebelahnya “Berhenti berteriak pada Gil Ra Im, juga kau tidak boleh mendorongnya seperti itu. Orang ini seperti Kim Tae Hee dan Jeon Do Yeon untukku! Aku fan berat Gil Ra Im!”

Sutradara dan semua orang sangat terkejut, sementara Joo Won dan Ra Im saling menatap, Joo Won tersenyum, sedangkan Ra Im masih shock dan diam membeku.



SG 1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar