Jumat, 05 November 2010

Playful Kiss Episode 2

Ha Ni masih kaget. Seung Jo menawarkan bantuan untuk mengangkat koper-koper Ha Ni. Tapi Ha Ni yang masih shock hanya menggeleng.


Seung Jo : “Ah, aku ingat sekarang…meski kau tinggal di rumah kami, kamu tidak mau aku Bantu”. Seung Jo tersenyum sinis dan pergi meninggalkan Ha Ni.


Ha Ni masih merasa tidak percaya dan ia benar-benar kesal dengan sikap Baek Seung Jo.


Di ruang keluarga Baek, semua berkumpul dan berbincang-bincang dengan gembira, kecuali Seung Jo tentunya.

Nyonya Baek sangat senang, “Saya sudah mendengar banyak. Saya merasa kita sudah tinggal bersama lama sekali”.


Tuan Baek menjelaskan pada papah Ha Ni, “Setelah melihat berita, Dia (isterinya) yang ingin mencari kalian. Jadi kita bisa tinggal bersama. Kami langsung menghubungi pihak televisi untuk mencari informasi”.

Papah sangat berterima kasih pada keluarga Baek.


Nyonya Baek : “Dia (suaminya) selalu mengatakan kalau dia berhutang budi padamu dan dia harus membayarnya suatu hari nanti”.

Papah : “Oh, tidak perlu…Tapi mengapa begitu lama?” Papah menggoda Baek Su Chang temannya itu dan mereka tertawa.


Nyonya Baek bertanya pada Ha Ni, “Kalian ( Ha Ni dan Seung Jo) tidak saling kenal? Bukankah kalian teman satu angkatan?” Ha Ni mengatakan kalau Seung Jo itu sangat terkenal. Ibu Seung Jo melanjutkan, “Sepertinya begitu. Dia sangat pintar. Tapi teman-teman tidak menyukainya, bukankah begitu?!” sambil melirik Seung Jo yang bahkan seperti tidak mendengar kalau sedang dibicarakan. “Kepribadiannya agak aneh. Terlalu arogan dan merendahkan orang lain. Lihat saja dia sekarang”. Ha Ni dan Ibu Seung Jo melihat pada Seung Jo, tapi Seung Jo tetap cuek dan tidak peduli.


Ibu Seung Jo : Dia, tidak punya pacar bukan? Lalu seseorang turun dan dia adalah adik Seung Jo, Baek Eun Jo. Ibu bertanya kenapa Eun Jo belum tidur, Eun Jo bilang kalau dia sedang belajar. Sepertinya Nyonya Baek khawatir kalau anak keduanya ini akan seperti Seung Jo.


Ibu Baek memperkenalkan Eun Jo pada Ha Ni dan Papah. Eun Jo tidak mau memberi salam pada Ha Ni, “Dia kelihatan bodoh” kata Eun Jo. Ibu langsung memukul kepalanya. Ibu Baek meminta maaf pada Ha Ni dan Papah atas ketidaksopanan anaknya ini.


Untuk menguji Ha Ni, Eun Jo meminta Ha Ni mengartikan karakter huruf China yang ada di bukunya.


Ha Ni tidak mengerti, “Han Woo Choong Dong, artinya…Han Woo (sapi Korea). Kau tahu kalau sapi korea itu lezat, tepi harganya mahal. Jadi, kau tak punya uang…kau tak punya uang saku tapi, Choong Dong (ingin). Kau ingin makan daging sapi korea. Dengan kata lain, kau menginginkan apa yang tidak kau miliki. Itulah artinya”. Semua tertawa.


Eun Jo menanyakan pada Seung Jo apakah Han Woo Choong Dong itu berarti kau ingin makan daging sapi korea?


Seung Jo : “Han artinya berkeringat, Woo artinya sapi. Membuat seekor sapi menarik gerobak yang penuh dengan buku, atau untuk menopang rumah dengan buku-buku. Dengan kata lain, sebesar itulah tanggung jawab seseorang.”


Eun Jo langsung berkata pada Ha Ni, “Bukankah kau itu bodoh”. Ayah Baek memarahi Eun Jo dan memintanya untuk minta maaf pada Ha Ni. Tapi Eun Jo tidak mau, “Aku paling benci dengan orang bodoh”.


Ha Ni benar-benar sudah ditolak kedua saudara ini.


Ibu Baek mengantar Ha Ni ke kamarnya, wouw…Dia menata kamar Ha Ni seperti kamar seorang putri. Tentu saja Ha Ni tidak percaya ini, Ha Ni sangat menyukainya dan berterima kasih pada Nyonya Baek. Nyonya Baek sangat ingin punya anak perempuan, karena itulah dia sangat senang saat mengetahui kalau Ha Ni akan tinggal di rumahnya.


Ibu Baek memberikan hadiah sepasang sepatu, Ha Ni sangat berterima kasih.

Seung Jo membawakan koper Ha Ni ke kamar. Ibu Baek menyuruh Ha Ni untuk beristirahat.


Tinggal Seung Jo dan Ha Ni. Meskipun kaku, Ha Ni berusaha ramah dan tersenyum pada Seung Jo. Seung jo menatapnya dingin, “Kamar ini sebetulnya milik Eun Jo. Tapi terima kasih untuk seseorang…tempat tidur dan meja Eun Jo pindah, kamarku jadi sesak”. Ha Ni meminta maaf. Seung Jo melanjutkan, “Kalau kamu merasa bersalah, apa kamu bisa menghentikannya”. Hanya hanya diam mendengarkan.


Seung Jo : Beberapa hari ini kamu menyebalkan. Kuminta jangan membuat berita besar di sekolah.


Ha Ni : Berita besar? Tak usah khawatir. Jika berita kita tinggal bersama tersebar, aku yang akan lebih terkena dampaknya.


Seung Jo : Ini peringatan?! Bukankah kamu yang datang tinggal di rumahku? Lalu Seung Jo pergi untuk mandi.


Ha Ni sangat kesal dengan sikap Seung Jo yang sangat dingin dan tidak punya perasaan itu. Khayalan Ha Ni mulai muncul. Ha ni mengambil bantal, dengan pakaiam wanita super menghajar Seung Jo dengan bantal, hingga isi bantalnya keluar.


Bahkan hidung Seung Jo sampai berdarah.


Kenyataannya, Ha Ni memang memukukul-mukulkan bantal di kamarnya hingga isi bantal keluar berantakan.

Seung Jo keluar dari kamar mandi dan melihat yang dilakukan Ha Ni.


Ha Ni sangat malu sampai memukuli kepalanya sendiri.


Ha Ni ke kamar mandi dengan perasaan yang masih marah bercampur malu. lalu menggunakan toilet, “Toiletnya terasa hangat”. Ekspresi wajah Ha Ni berubah sangat senang. Dia merasa begitu dekat dengan Seung Jo bahkan menggunakan kamar mandi yang sama. (wajah Ha Ni ini sangat cepat berubah ekspresinya dari sedih, marah dan bahagia, sangat menarik)


Paginya saat sarapan Ha Ni terus saja memperhatikan Seung Jo, hingga dia tersedak. Seung Jo pamit berangkat ke sekolah, Ibu Baek meminta Seung Jo berangkat bersama Ha Ni karena Ha Ni belum tahu jalan ke sekolah.


Ha Ni berlari mengejar Seung Jo, dan menabrak Seung Jo yang tiba-tiba saja berhenti.


Seung Jo : Hanya hari ini, pergi ke sekolah bersama. Jika ada yang melihat kita…akan jadi lebih menyebalkan.

Ha Ni : Aku mengerti. Dan melangkah pergi, tapi berhenti karena Seung Jo belum selesai bicara.

Seung Jo : Jangan katakana pada siapapun. Tidak di sekolah dan pada siapapun yang kau kenal.

Ha Ni kesal, “tidak akan. Aku sudah mengerti!”

Seung Jo menambahi sambil jalan, “Mari jalan berjauhan”.


Ha Ni memandang Seung Jo dengan kesal, “Menyebalkan! Menyebalkan! Kalau ingat bahwa aku suka pada si-brengsek ini selama 3 tahun! Tahun yang sia-sia”.


Lalu Ha Ni jalan mengikuti Seung Jo. Ha Ni melampiaskan kekesalannya pada Seung Jo dengan menendang-nendangkan kakinya ke depan. Mendadak Seung Jo berhenti, Ha Ni yang sedang sibuk dengan perasaan kesalnya tidak menyadari dan menabrak punggung Seung Jo.


Seung Jo : Apa yang kamu lamunkan?

Ha Ni menjawab, “ Mengenai semuanya. Apa? Mengapa kamu menungguku, bukankah kamu menyuruhku berjalan berjauhan?”

Seung Jo : Siapa yang menunggumu?! Kamu jalan duluan!


Ha Ni protes, “Ah, apa? Mengapa kamu terus mengubah pikiranmu?!”

Seung Jo : Karena kamu pendek. Ha Ni melihat kakinya. Seung Jo melanjutkan, “Apakah tidak sulit untuk mengikuti aku? Jangan salahkan aku jika kamu terlambat ke sekolah, dan berjalan saja di depanku. Aku akan mengikutimu dari belakang”. Ha Ni berjalan duluan dan Seung Jo melihat ke semak.

Ternyata Seung Jo menyadari ada seorang laki-laki aneh yang mengawasi mereka.


Sesampainya di kelas, pemandangan yang ada adalah Joo Ri yang sedang memotong rambut Min Ah. Ha Ni berjanji akan giat belajar dan membalas perbuatan Seung Jo, demi harga diri kelas 3-7.


Bong Joon Gu datang bersama Bye-Bye See dan langsung menyapa Ha Ni. Joon Gu menanyakan tentang rumah yang sekarang ditinggali Ha Ni, Ha Ni sedikit menghindar. Joon Gu ingin tahu di mana Ha Ni tinggal, Ha Ni tidak dapat mengatakan kalau ia tinggal bersama keluarga Baek Seung Jo.


Guru Kang Yi masuk kelas, semua murid segera sibuk ke tempatnya masing-masing. Guru kang Yi memarahi Joo Ri yang sudah menjadikan sekolah seperti salon saja. Joo Ri berjanji tidak akan membawa perlengkapan salon lagi. Justru Guru Kang Yi meminta Joo Ri untuk merapihkan rambutnya. Joo Ri sangat senang.


Kepala Sekolah lewat di depan kelas dan melihat semua. Kepala Sekolah sangat marah dan berteriak, “BU GURU SONG KANG YI…!!!”


Ha Ni belajar di sekolah hingga malam, Bong Joon Gu dan bye-bye see ikut menemani sampai ketiduran.


Ha Ni pergi ke ruangan belajar khusus, untuk melihat siswa-siswa terpilih yang sedang belajar, khususnya Baek Seung Jo. Ha Ni benar-benar iri melihat anak-anak itu yang dapat menikmati fasilitas istimewa. Juga melihat Seung Jo yang sedang asyik membaca, tapi bukan buku pelajaran. Ha Ni juga merasa kesal dan iri dengan seorang siswi yang mencoba mendekati Seung Jo.


Ha Ni duduk menunggu Seung Jo, melihat grafik nilai siswa dan daftar 50 siswa yang berhak menempati ruang belajar khusus.


Seung Jo muncul dan bertanya apa Ha Ni sedang belajar. Ha Ni menyarankan agar Seung Jo berlatih menggendongnya mulai dari sekarang. Tapi Seung Jo tahu kalau Ha Ni tidak yakin akan berhasil.


Seung Jo : Bukankah kau akan pulang?!

Ha Ni : “Apa, kau mau pulang bersama?” tiba-tiba Joon Gu datang membawa tas Ha Ni, “Ha Ni…” Seung Jo pergi. Ha Ni memberi isyarat agar Seung Jo menunggunya di bawah.

Joon Gu mangajak Ha Ni pulang bersama dan berkeras akan mengantar Ha Ni sampai rumah.


Di kereta Ha Ni memikirkan cara untuk terbebas dari Joon Gu. Di pemberhentian kereta Ha Ni meminta tasnya dari Joon Gu, saat kereta akan berangkat Ha Ni minta maaf dan segera lari keluar.

Ha Ni naik taxi dan kembali ke sekolah mengira Seung Jo masih menunggunya.


Sementara Seung Jo sudah pulang, Ibu Baek menanyakan mengapa Seung Jo tidak pulang bersama Ha Ni. Dia sangat khawatir karena Ha Nai belum mengenal lingkungan tempat tinggal mereka dan lagi hari sudah malam.


Ibu Baek : Belakangan ada orang asing di lingkungan sekitar tempat tinggal ini.

Eun Jo mengomentari, “Oh Ha Ni adalah orang paling asing di sini”. Ibu langsung memukul Eun Jo yang langsung lari.


Seung Jo mengingat tentang orang aneh yang tadi pagi terus mengawasi Oh Ha Ni saat di jalan. Hati Seung Jo tidak tenag juga, “Sangat merepotkan!” dan bergegas pergi.


Ha Ni jalan sendirian sambil terus mengomel, mengapa Seung Jo meninggalkannya padahal dia sudah memintanya untuk menunggu. Bahkan sampai Ha Ni harus naik taxi.


Orang yang aneh itu tiba-tiba muncul dan menghadang Ha Ni. Orang gila ini akan membuka bajunya dan Ha Ni mencoba menghentikan. Ha Ni bilang meskipun orang ini membuka bajunya, maka Ha Ni akan menutup mata. Ha Ni ketakutan dan menendang-nendangkan kakinya hingga sepatunya terlepas. Orang gila ini mengambilnya dan berlari.


Ha Ni mengejar dan minta agar sepatunya dikembalikan. Orang gila ini minta agar Ha Ni melihat “nya” (anunya) sekali saja, tanpa menutup mata dan dia akan mengembalikan sepatu Ha Ni. Dia memohon hanya satu kali saja.


Akhirnya Ha Ni menyerah, “Baiklah, hanya satu kali dan kau akan mengembalikan sepatuku?!” Pria ini setuju, “kamu tidak boleh menutup matamu, jika tidak itu berarti curang”. Pria itu akan membuka baju dan Ha Ni minta waktu untuk menyiapkan diri.


Ha Ni sangat panik tapi tetap memaksakan dirinya untuk tidak menutup mata. Orang gila ini mulai menghitung, “1…2…3” dan pada saat pria ini membuka bajunya, seseorang menutup mata Ha Ni dengan tangannya.


Seung Jo datang tepat waktu dan yang melihat pria aneh ini tanpa baju adalah Seung Jo.


Orang gila itu ketakutan dan lari. Seung Jo memberikan belanjaannya pada ha Ni dan lari mengejar orang itu. Pria ini minta agar tidak dilaporkan ke polisi karena dia punya keluarga dan juga seorang anak. Lagi pula ini yang pertama kalinya dia lakukan. Dia berjanji tidak akan melakukannya lagi.


Seung Jo mengambil sepatu Ha Ni, dan menyuruh orang itu pulang.


Ha Ni menunggu Seung Jo dan tersenyum senang saat melihat-nya, “Apa kau mencariku?” Seung Jo menunjuk barang belanjaannya, “Aku membeli ini”.

Ha Ni : “Tapi kenapa waktunya tepat sekali”.

Seung Jo : “Itu karena nasibku buruk”.


Seung Jo heran kenapa Ha Ni ingin mempertahankan sepatunya.

Ha Ni : “Sepatu ini hadiah dari ibumu, hari ini pertama kali aku memakainya”. Seung Jo tidak mengerti mengapa Ha Ni berbuat seperti itu. Mereka pulang bersama dan Ha Ni meminta es krim yang dibeli Seung Jo, ternyata sudah mencair. Ha Ni terus saja berbicara.


Ha Ni tidak konsentrasi saat belajar. Dia sangat senang mengingat saat Seung Jo menolongnya dari orang aneh itu. Dan kembali kesal saat ingat waktu Seung Jo menghinanya. Tapi seberapapun dia belajar, Ha Ni tetap tidak dapat mengerti.


Ibu Baek masuk ke kamar Ha Ni untuk memberikan kudapan (cemilan malam) sebagai teman belajar. Dia sangat ingin membuat kudapan, tapi tidak pernah dilakukan karena Seung Jo tidak pernah belajar. Karena itu Ibu Baek sangat bahagia dengan adanya Ha Ni di rumahnya.


Ibu Baek memperlihatkan blognya pada Ha Ni, yang merupakan hobinya. Lalu keduanya melihat album foto masa kesil Ha Ni dan Seung Jo. Ibu Baek sangat mengagumi foto-foto Ha Ni saat kecil.


Ha Ni sangat terkejut melihat foto masa kecil Seung Jo. Semua dengan dandanan anak perempuan. Ibu Seung Jo mengaku kalau ia sangat ingin mempunyai anak perempuan, karena itulah Seung Jo dibesarkan sebagai anak perempuan untuk beberapa lama.


Ibu Seung Jo : “Tapi, kami pergi berenang dan dia ketahuan. Dia pasti sangat takut saat itu. Apakah karena hal ini dia jadi dingin/acuh?! Seung Jo pikir aku sudah membakar semuanya”.


Ha Ni masih melihat foto Seung Jo lalu tersenyum mulai merencanakan sesuatu.


Paginya di kelas, Ha Ni terus saja tertawa karena mengingat foto masa kecil Seung Jo. Joo Ri dan Min Ah merasa khawatir ada yang salah dengan Ha Ni.


Lalu anak-anak kelas 3-7 ramai karena kedatangan seseorang, Seung Jo. Saat melihat Ha Ni, Seung Jo memberi isyarat agar Ha Ni keluar. Teman-teman Ha Ni berkerumun ingin tahu.

Seung Jo : “Oh Ha Ni bawa seragam olah ragamu dan ikut denganku”.

Ha Ni : “Seragam olah raga, kenapa? Baiklah!”


Ternyata seragam olah raga mereka tertukar. Ha Ni mengikuti Seung Jo ke halaman sekolah untuk bertukar seragam. Diikuti pandangan heran teman-teman Ha Ni yang terus mengawasi melalui jendela.


Seung Jo : “Ahh, ini sangat merepotkan”.

Ha Ni : “ Kenapa? Kamu bisa langsung memakainya”. Seung Jo bingung, “Apa?”

Ha Ni : “Memang kenapa kalau pakaian perempuan? Kamu kan sudah terbiasa” Ha Ni tersenyum dan menunjukkan sebuah foto yang tentu saja membuat Seung Jo panik.

Seung Jo berusaha merebut, “Hei! Dari mana kau dapat itu? Berikan padaku!”


Mereka pun kejar-kejaran, teman-teman Ha Ni bingung melihat tingkah mereka berdua. Apalagi Hong Jang Mi dan Bong Joon Gu, “Apa yang terjadi? Apa yang mereka lakukan?!”

Seung Jo : “Hei, kenapa tak kau berikan padaku?” dan terus mengejar Ha Ni. Akhirnya mereka kelelahan dan berhenti.


Ha Ni : “Tunggu sebentar, akan kuberikan padamu. Dengan satu syarat!”

Seung Jo : “Syarat…? Syarat apa?”
Ha Ni : “Bantu aku belajar! Bantu aku untuk mendapat nilai tinggi di ujian persiapan”.

Seung Jo : “Apa? Kamu mengatakan ini meski waktunya tinggal satu minggu lagi?!”

Ha Ni, “Tentu aku tahu. Tolong Bantu aku! Tolong Bantu aku masuk dalam ruangan belajar”.

Seung Jo: “Apa kamu fikir aku bisa membuat keajaiban? Aku bukan Tuhan!” Ha Ni mengerti kalau itu permintaan yang sulit. Ha Ni mengancam akan memperlihatkan pada teman-temannya.


Lalu Seung Jo mendorong Ha Ni ke pohon, “Oh Ha Ni, kamu lebih licik dari yang kukira. Kukatakan kalau kamu bisa masuk dalam ruangan belajar, aku akan menggendongmu. Sekarang kamu ingin aku membantumu dan menggendongmu juga?”


Ha Ni : “Kalau kamu bantu, taruhannya batal. Apa kamu fikir aku selicik itu? Tak perlu khawatir! Aku tak punya perasaan lagi terhadapmu. Meski cuma sedikit”.

Seung Jo meyakinkan, “Benarkah?” dan mendekatkan wajahnya ke Ha Ni seolah akan mencium. Semua itu disaksikan oleh teman-teman Ha Ni.


Malam hari saat makan malam bersama, Ibu menanyakan menu kudapan yang diinginkan Ha Ni. Papah bertanya apakah Ha Ni mau belajar.


Seung Jo meminta ibunya untuk menyiapkan dua porsi kudapan mulai hari ini. Ibu tidak percaya dan bertanya, “Apa kau akam belajar juga?” Bahkan Seung Jo juga mengatur menu kudapan yang akan dihidangkan ibu. Lalu Seung Jo permisi pergi, begitu juga dengan Ha Ni. Semua heran melihatnya.


Seung Jo mulai membantu Ha Ni belajar. Ha Ni sama sekali tidak mengerti dengan penjelasan Seung Jo. Bagaimanapun Seung Jo, menjelaskan Ha Ni tetap saja tidak bisa mengerti. Setiap kali Seung Jomerasa tidak sanggup mengajari Ha Ni, maka Ha Ni akan menirukan ekspresi wajah Seung Jo yang ada di foto. Seung Jo kesal dan akan meledak, membuat Ha Ni ketakutan.


Papah, Ayah dan Ibu Baek yang menguping juga terkejut. Eun Jo sampai lari ke kamar Ha Ni dan berteriak, “Dasar Oh Ha Ni….kau memang bodoh dan tolol” dan Ayah langsung menangkapnya.


Seung Jo meminta Ha Ni untuk menyerah saja, “Bagaimana begitu banyak yang tidak kau ketahui?!”

Ha Ni tidak mau, “Apa kau mengetahui semuanya?” lalu menunjukkan poster artis-artis terkenal Korea dan bertanya, “Siapa orang-orang ini?”


Ha Ni menyebutkan nama mereka satu per satu. Seung Jo melihatnya tidak percaya. Ha Ni beralasan, “Kita memiliki ketertarikan yang berbeda!” Ha Ni minta Seung Jo untuk melanjutkan pelajaran, dan Seung Jo….’gubrak’.


Seung Jo menyuruh Ha Ni untuk berlatih fokus. Menempelkan kertas dengan titik tengah berwarna hitam, di dinding atas kamarnya. Harus bisa melihat titik tengahnya, hanya titik tengahnya saja.


Ha Ni menempelkan kertas-kertas kecil berisi catatan di seluruh ruang belajarnya. Dan terus belajar, juga menghapal. Bahkan Ha Ni juga menempelkannya di kamar mandi. Ha Ni terus belajar pada setiap kesempatan.


Di sekolah, teman-teman Ha Ni merasa khawatir karena Ha Ni sekolah dengan lingkaran hitam di sekitar matanya. Bahkan Joon Gu mangira kalau keluarga yang ditinggali oleh Ha Ni menyuruhnya bekerja keras tanpa istirahat.


Eun Jo masuk ke kamar Ha Ni untuk minta bantuan kakaknya. Tapi Seung Jo sedang sibuk membuatkan rangkuman soal untuk Ha Ni, jadi dia menyuruh Eun Jo bertanya pada ibu. Eun Jo sangat marah dan kesal pada Ha Ni karena sudah merebut kakaknya. Mengambil seluruh waktu dan perhatiannya, bahkan kakaknya sampai tidak tidur. Eun Jo memaki Ha Ni, “Hei…OH Ha Ni, memangnya siapa kau? Pulang saja!”


Oh Ha Ni sedang serius belajar, sehingga tidak menyadari kehadiran Eun Jo. Apalagi mendengarkan makiannya. Karena kesal Eun Jo akhirnya pergi.

Seung Jo yang melihat semua itu, diam-diam tersenyum senang.


Seung Jo memberikan rangkuman soalnya pada Ha Ni dan menyuruhnya untuk segera mengerjakannya agar cepat selesai, karena besok adalah hari ujian.


Ha Ni mengerjakan soal-soal itu dan baru menyadari kalau Seung Jo ketiduran. Ha Ni memandangi wajah Seung Jo dan bergumam, “Seung Jo sampai harus tidur seperti ini. Dia kurang tidur karena aku”. Ha Ni tersenyum dan berbisik, “terima kasih”.


Ibu masuk untuk mengantarkan kudapan, dan terkejut melihat keduanya tertidur. Ibu merasa sangat senang dan keluar perlahan untuk mengambil kameranya.


Hari ujian tiba, Seung Jo dan Ha Ni berangkat bersama. Saat memasuki kelasnya, Seung Jo berkata, “Semoga berhasil!” Ha Ni mendengar itupun merasa senang, “Sebal, bersikap seolah tidak acuh” sembari tersenyum dan berjalan menuju kelas.


Hasil ujian pun keluar. Anak-anak berkerumun untuk melihat hasilnya. Ha Ni melihat papan pengumuman, tersenyum senang dan merasa lega karena Seung Jo mendapat nilai sempurna. Ha Ni khawatir, beberapa hari ini Seung Jo kurang tidur karena membantunya belajar.


Seung Jo juga melihat papan pengumuman 50 daftar siswa dengan nilai tertinggi. Seung Jo melihat Ha Ni, juga sebaliknya. Ha Ni tersenyum melihat Seung Jo, dan menghampirinya.


Ha Ni : “Kamu mendapat nilai sempurna lagi, Kamu hebat! Selamat!

Seung Jo dengan dingin menjawab, “Tentu saja, Aku belajar untuk pertama kalinya dalam hidupku. Bagaimana mungkin aku tidak dapat nilai sempurna?!”

Seung Jo melanjutkan, “ Kamu juga!” Ha Ni kaget.


Seung Jo : “Kamu belum melihatnya?” Ha Ni tidak percaya, “Aku…?” dan berlari ke papan pengumuman. Ternyata Ha Ni masuk daftar 50 siswa untuk ruangan belajar, diurutan ke 50.

Guru Kang Yi menyapa Ha ni senang, tapi Ha Ni tidak mendengar dan kembali menghampiri Seung Jo.


Ha Ni tidak percaya, sangat senang sampai hampir menangis. Berkata pada Seung Jo, “Kamu lihat? Aku berhasil”. Seung Jo mengulurkan tangannya. Ha Ni mengira kalau Seung Jo ingin mengucapkan selamat, jadi Ha Ni menjabat tangan Seung Jo dan mengucapkan, “Terima kasih…terima kasih banyak! Semua berkat kamu! Kebanyakan soal ujian seperti yang kamu perkirakan!” Seung Jo justru kaget dan segera menarik tangannya.


Seung Jo : “Apa yang kau lakukan? Barang itu!” Ha Ni sedikit bingung, lalu mengerti dan mengambil foto Seung Jo dari saku bajunya.

Seung Jo langsung merebutnya, “Jangan bawa ini kemana-mana!” dan berbalik pergi. Ha Ni berteriak mengucapkan terima kasih. Diam-diam Seung Jo juga tersenyum senang.


Tiba-tiba Bu Guru Kang Yi berteriak, “STOP!” Baek Seung Jo berhenti dann berbalik. Dia bingung dan bertanya, “Aku?” Bu Guru menjawab, “Ya, Kau! Baek Seung Jo. Bagaimana kau bisa pergi begitu saja. Kamu berjanji akan menggendong Dia keliling sekolah, jika Ha Ni masuk ruang belajar!”


Ha Ni kaget dan saling pandang dengan Seung Jo.

Ha Ni : “Tidak, Guru. Kami putuskan untuk tidak melakukan itu”.

Bu Guru : “Apa yang kamu katakana! Keajaiban seperti ini mungkin tidak akan terjadi lagi”.

Ha Ni melihat Seung Jo yang terlihat kesal, “Tapi, kami tidak bisa!”

Bu Guru : “Saat kamu bilang akan belajar serius, aku mengacuhkannya. Sebagai guru, Aku tak dapat menolongmu. Aku sangat bangga padamu Ha Ni! Kamu selamatkan harga diriku!” Guru Kang Yi begitu senang dan memeluk Ha Ni.


Bu Guru melihat ke arah Seung Jo, “Menapa kamu begitu….kamu bohong?”

Ha Ni langsung membela Seung Jo. Bu Guru Kang Yi tetap memaksa Seung Jo untuk menggendong Ha Ni. Seung Jo tidak peduli dan berbalik akan pergi. Tapi Bu Guru dan murid-murid berteriak, “Gendong! Gendong dia! Gendong dia!”


Seung Jo melihat Ha Ni kesal, Ha Ni kebingungan tidak tahu harus berbuat apa!




PK 1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar